Senin, 16 April 2012

Misteri Tentara Allah Berwujud Malaikat di Gaza

Kejadian - Kejadian Aneh Dan Misterius Seputar Perang Gaza. Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Wartawan kami, Thoriq, merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***

Pasukan 'Berseragam Putih' di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan, mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***

Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan. Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam.

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun.

Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online.***
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com, serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi, saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus,” katanya kepada islamonline.net.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka,” ungkapnya
READ MORE

Kenapa Kamu Galau ?


Oleh bidadari_Azzam
Di ujung negeri antah berantah
Maupun di benua biru bersalju
Kutemukan sebuah kelucuan kata
Entah remaja maupun orang dewasa menyebut makna “Galau”
Seorang saudariku bercerita bahwa tatkala keluarga kami mudik ke Indonesia beberapa minggu lalu, dia berkenalan dengan seorang muslim dari negara tetangga via jejaring sosialnya. Namun pembicaraan mereka yang telah serius segera membuahkan hasil ‘dadakan’, yaitu mereka akan bertemu di Krakow dan membicarakan pernikahan. Sebut saja Muslimah, sisterku ini begitu bersemangat kalau bercerita tentang ragam kisah cintanya di usia remaja. Singkat kata, “Sister, I have invited him, jadi si brother ini datang ke Krakow, dan menginap di rumah orang tuaku…”, ujar sister Muslimah padaku. “Invite” disini tentunya berarti mensponsori visa si pendatang dan harus mendukung urusan “hidup si pendatang ketika disini”.
Beberapa hari berlalu, si brother mengajak sister untuk berkunjung ke flat seorang wanita Poland, sebut saja si wanita ini Halina. Muslimah bertemu dengan Halina dan ikut berbincang-bincang. Beberapa menit selanjutnya, datanglah seorang bocah imut, bayi laki-laki yang lucu yang belum genap berusia dua tahun menuju Halina. Hati Muslimah mulai bertanya-tanya, apalagi dilihatnya bahwa brother tersebut lebih akrab dengan Halina, dan dalam momen lanjutannya ia bahkan hampir pingsan melihat brother itu mencium Halina.

“Ooooh, My God!!! Ternyata si brother bilang ke Halina bahwa saya adalah ‘sister in Islam’, hanya itu! Dan Ketika saya tanya kepada Halina, “who are you?”, jawabannya membuat muka saya merah dan ingin berteriak sekencang-kencangnya namun saya tahan! Halina itu adalah wanita Poland yang merupakan istri (dengan nikah siri) dari si brother. Dan beberapa waktu lalu, brother itu harus pulang ke tanah airnya karena kehabisan visa, maka ia harus meninggalkan istri dan anaknya yang baru berusia sebulan. Kacau…. Kacau… hati saya pun jadi kacau, dan galau….”, bernada emosi, ia ceritakan padaku kegalauan itu. “Boro-boro ia datang padaku untuk membicarakan pernikahan, jelas-jelas ia sedang kangen pada bayinya dan sudah beristri dengan Halina itu!”, sambungnya. Yah, banyak kejadian serupa terjadi di Eropa secara umum, menimpa saudari muallaf kita, mayoritas kasusnya adalah ‘urusan visa’. Seperti si brother (suami Halina tersebut), ia memperalat sister Muslimah karena kesulitan berkomunikasi dengan Halina, sedangkan (menurutnya) ia rindu pada bayinya.

Pengalaman buruk sister lain yang diketahui Muslimah pun membuatnya jadi tambah galau, ia bilang, “Dan masya Allah… sister Ummu Azzam, I have heard that sist Fulanah has divorced! Dan sist Layla dipukuli suaminya! Ya Allah… Mungkin saya memang gak akan punya suami, pusing! Laki-laki egois semua yah?!”, ujarnya, “Hehehehe…. Sisters lain banyak lho yang punya suami sholeh dan baik hati, termasuk saya….”, kalimatku mengingatkannya pada Abu Azzam. Ia jadi tersenyum meskipun agak terpaksa, senyum yang kurang optimis, “Iya… kamu beruntung. Suamimu ‘egois’ untuk hal yang tak mengizinkan istri bekerja di luar rumah tetapi memang memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik, dan kamu memang istri yang taat suami, sister, sampai saya terkagum-kagum melihat anak-anakmu yang sopan dan ceria, subhanalloh… Hmmmm, tapi ini karena suamimu adalah muslim yang baik dan kamu memang muslimah yang baik…. Aaaah, kapan sih bisa ketemu yang kayak suamimu???”, ia curhat seraya menarik kesimpulan sendiri.
Kupegang tangannya yang tampak tegang, ah jadi teringat, sepuluh tahun yang lalu, mungkin kalau saya curhat di depan seniorku, seperti itulah emosi diri ini, demikian pikirku. Betapa berbeda emosional diri remaja belasan tahun hingga usia menginjak dua puluh dua, Alhamdulillah ternyata diriku kini telah melalu usia “ekstra waspada” itu dengan selamat sentosa dalam mahligai indah perlindungan terbaik-Nya.
“Hmmmm…dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula), that’s surah An-Nuur, sist….Subhanalloh, kamu sudah berhasil menyimpulkan sendiri permasalahanmu…iya khan?”, kukedipkan mata padanya. Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Tata hidup agar sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Jangan sampai tergoda untuk belajar dari tontonan bejat yang menampilkan adu domba dan fitnah agar bisa meraih impian bersuami atau beristrikan pasangan yang berharta segunung dengan omset bermilyar dollar dalam bisnisnya, dan ujungnya bisa berbulan madu di kapal pesiar mewah---tanpa diketahui pihak jelata bahwa kesenangan itu diraih dari tindakan haram korupsi dan kolusi, yang sesungguhnya akan berujung ‘sad-ending’ di yaumil hisab. Naudzubillahi minzaliik. Semoga Allah melimpahkan hal terbaik buat kita. Maka kita optimalkan ikhtiar dengan memperbaiki diri, meluruskan cita-cita dan niat, pembersihan hati setiap saat, insya Allah di waktu yang tepat, sosok yang tepat itu datang dengan suasana yang paling baik pula, Aamin.
Kulanjutkan dengan kalimat tanya, “Sister yakin ingin menikah saat ini?”, (sambil mikir-mikir, ada banyak ikhwan Indonesia nih yang “nitip salam kenal”, hehehe). Sisterku itu yang memang lagi galau, menjawab pun galau, “Nikahnya nanti sist, maksudku…. Saya mau fokus kuliah dulu, nungguin kuliah selesai, kan saya juga mau ber-relationshipseperti teman lainnya….”, jawabnya. Naah, kalau memang sedang sibuk dan fokus kuliah, dinikmati aja!
“Dear…. Kalau gitu, fokusin saja kuliah kamu. Nanti kalau kamu memang benar-benar siap mau menikah, muslim sholeh terbaik yang merupakan jodoh dari-Nya pasti akan hadir. Sekarang dia belum datang di hadapanmu, karena memang kamunya belum siap, kan sist?! Gak usah mikirin suami si anu yang menceraikan istrinya, suami si itu yang memukuli istrinya, dan sebagainya, pokoknya gak perlu galau, cukuplah kamu isi aktivitas bermanfaat di hari ini, masa mendatang adalah misteri-Nya bukan untuk menyebabkan pikiran galau…hehehe”, kalimatku mungkin tak terlalu didengarkannya, sisterku masih cemberut alias manyun, lingkungan pergaulan memang sangat mempengaruhi seseorang, kalau menjadi ‘jomblo’ sementara semua teman berpacaran, maka yang menjombloitu agak minder, kemungkinan besar seperti itulah perasaan saudariku ini.
Di sisi lain, sosok Zayhana sedang resah dan galau pula, ia sedang berduka, perceraian tak terelakkan, belum genap setahun pernikahannya sehingga saudari lainnya bertanya seraya mengurut dada, “What’s wrong, dear?”. Ternyata “penipuan masalah visa” terjadi lagi (dan memang masih terus-menerus terjadi). Satu hari di hari H pernikahan Zayhana, suaminya baru berkata jujur bahwa sesungguhnya ia sudah menikahi wanita lain karena terdesak urusan visa beberapa waktu lalu, namun ‘istri pertama’nya itu akan diceraikannya karena memang mereka melakukan pernikahan demi selesainya prosedur visa tersebut, tak ada hubungan suami-istri, tak tinggal serumah, dan sejenisnya. Zayhana merasa sakit hati dan kesal sekali, kami yang mendengar hal itu pun turut terkejut, astaghfirrulloh…Alangkah beraninya pemuda itu mempermainkan lembaga suci pernikahan demi kepentingan pribadi atas selembar visa Eropa!
Namun belum sempat urun saran membukakan pikiran Zayhana yang masih sangat muda itu, sisters lainnya tak dapat berbuat apa-apa ketika Zayhana memutuskan untuk langsung bercerai dengan sang suami, bahkan dengan cepat ia telah berkenalan akrab kembali dengan pemuda muslim dari negara lain dan menanti berakhirnya masa‘iddah untuk segera menikah. Kemudian, calon suami kedua tersebut memiliki problem dalam keluarga besarnya, Zayhana yang baru resmi bercerai pun menjadi kembali galau. Dan ajang silaturrahim pun bisa dijadikan ajang curhat tanpa solusi, ngobrol ngalor-ngidul tentang ‘pangeran idaman’, padahal tuan rumah biasanya menginginkan momen pendekatan yang lebih akrab di antara saudari muslimah ketika mengundang untuk bersilaturrahim. Yah, kegalauan yang kian meresahkan hati itu biasanya berimbas pada hubungan pertemanan, ‘jeleknya mood’ dalam beraktivitas, bahkan menurunkan potensi dan kreativitas.
“Maafkan saya sister, hanya dapat menjadi pendengar yang baik, atau kurang baik malah, sebab anak-anakku yang sibuk bermain atau sesekali rewel di dekat kita terkadang menyebabkan pembicaraan menjadi kurang jelas. Namun saya yakin bahwa sekarang kamu lebih lega dan punya ide pribadi agar problemmu segera selesai. Yang Paling Setia mendengarkan keluhan dan kegelisahanmu adalah Allah, sist… tanyakan pada-NYA, yakin deh, pasti galau itu lenyap disiram air wudhu…sabar dan sholat adalah penolong buat hamba-Nya yang beriman…”, kalimat itu sering kuucapkan pada saudariku di Krakow yang tengah resah dan galau. Satu hal yang kukagumi ketika sisters tersebut tengah dilanda masalah dalam kegalauan yang amat sangat, ternyata yang mereka cari adalah saudari (muslimahnya), atau menuju masjid, atau bertanya tentang jadwal silaturrahim dalam waktu dekat agar tidak makin stress menghadapi kenikmatan ujian hidup, berbeda dengan teman-teman yang bukan muslim yang mengalihkan permasalahan dengan meminum pil penenang atau bermabuk-mabukan dengan berbagai jenis minuman keras meskipun jika dianalisa, perkara yang dihadapi amatlah sepele.
Bagaimana dengan saudara-saudari di Indonesia?
Kenapa kamu galau dengan beberapa hentakan di atas bumi-Nya
Sedangkan kita hanya menumpang tinggal sebentar saja
Mungkin tulus ikhlas dalam nurani harus kita analisa lagi
Dan kekuatan hubungan dengan-Nya harus kian kita kencangkan
Serta lembaran cerita persahabatan tetap teruntai sejati
Tiada galau dan resah dalam kamus optimis pemuda islam
Semangat meraih cita dan tetaplah optimis pada pertolongan Ilahi
Wallohu’alam bisshowab.
READ MORE

Izinkan Hamba Bersujud


Oleh Silvani
Sore menjelang, si kecil baru saja terlelap. Aku bergegas menuju dapur. Setumpuk piring kotor telah menantiku. Duduk santai menikmati sore sepertinya tidak menjadi pilihan.
Bagi ibu rumah tangga dengan dua anak kecil sepertiku, aku harus pandai mengatur waktu. Saat anak terlelap adalah saatnya merapihkan rumah. Sebelum memulai mencuci peralatan makan, kunyalakan radio yang ada di sudut dapur, kupilih siaran radio islami.
Alhamduillah, sambil beraktifitas di dapur aku masih bisa mendapat ilmu. Semoga ilmu yang kudapat bermanfaat, menjadi pengingat diri yang seringkali lupa dan lalai…
Rupanya kali ini tausiyah telah selesai, sudah masuk sesi tanya jawab. Lewat telepon, seorang ibu mencurahkan isi hatinya… “Ustadz… pasca operasi saya tidak bisa lagi melakukan gerakan sujud… Saya sungguh merindukan sujud Ustadz, sekarang saya tidak bisa lagi merasakan nikmatnya sujud kepada Allah…”
Mendengarnya hati ini bergetar. Rasa ibaku untuk ibu penelpon, semoga beliau diberikan kesembuhan oleh Allah, dan bisa kembali melakukan sujud dalam shalatnya, aamiin.
Tak urung, aku merenung.. Bagaimana dengan kita yang diberikan kesehatan yang sempurna oleh Allah.. Adakah merasakan kerinduan untuk bersujud, atau malah kita lalai untuk rukuk dan bersujud kepada-Nya…
Adakah kita merasakan nikmatnya bersujud? Atau jangan-jangan sujud kita hanya sekedar mengugurkan rukun shalat tanpa pernah hati ini tertaut dengan Allah..
Alangkah beruntungnya kita, yang diberikan nikmat sehat oleh Allah. Kesehatan yang memungkinkan kita melakukan gerakan shalat dengan sempurna, dapat rukuk dan bersujud kepada-Nya…
Alangkah beruntungnya kita, yang diberikan anggota tubuh yang sempurna.Diberikan nikmat mata, telinga, tangan, dan hati. Adakah kita bersyukur kepada Allah?Apakah kedua mata, telinga, tangan dan hati ini kita gunakan untuk taat kepada-Nya? Atau malah kita kufur… Kedua mata, telinga, tangan, dan hati kita gunakan untuk bersuka ria dalam bermaksiat?
"Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat, dan mereka tidak menyombongkan diri". (Q.S An- Nahl: 49)
"Langit yang tujuh, Bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh , Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun".(Q.S Al-Israa: 44)
Subhanallah, semua makhluk bersujud kepada Allah, hewan dan tumbuhan bahkan Gunung-gunung bertasbih memuji-Nya. Dan kita manusia, makhluk yang diciptakan dengan sempurna,yangterus menerus diberikanberbagai nikmat dan karunia tak terhingga oleh Allah.. Pantaskah kita enggan rukuk dan bersujud kepada-Nya? Masihkah kita lalai dengan shalat kita? Masih kita memiliki rasa sombong dalam diri?
Dari sudut dapurku, radio mengumandangkan azan Maghrib nan merdu… Yaa Rabb… Suara penyeru-Mu telah diperdengarkan… izinkan hamnba bersimpuh menghadap-Mu, menikmati saat terdekat dengan-Mu.
Menyungkurkan wajah, berserah diri kepada-Mu… Sungguh, betapa hina diri ini di hadapan-Mu, Duhai Rabb yang Maha Agung… Ampuni hamba… Lisan ini bertasbih, segala puji hanya bagi-Mu..
Yaa Rabb… jadikanlah hati ini selalu tunduk kepada-Mu, hati yang senantiasa bersujud kepada-Mu.
Ada sajadah panjang terbentang
dari kaki buaian
sampai ke tepi kuburan
kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
di atas sajadah panjang ini
diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki
mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara azan
kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud
tak lepas kening hamba
mengingat Dikau sepenuhnya 
(Sebuah Puisi karya Taufik Ismail)

Wallahu a’lam bishshawaab. Cibubur, 8Maret 2012.
READ MORE

Duhai Zauji, Bersyukur Yuk


Oleh Agus Suryanto
Duhai zauji… Serasa baru kemarin akad nikah diucapkan, namun ternyata anak kita kini telah kelas 1 Sekolah Dasar. Bukan waktu yang panjang untuk sebuah pernikahan, namun tidak pula dapat disebut pendek karena telah banyak yang kita lalui. Tentunya ini adalah waktu yang tepat untuk bermuhasabah-merenungi perjalanan pernikahan kita.
Duhai zauji… Kita yakini ada banyak canda, ada banyak tertawa yang mungkin sebanyak sedih dan air mata. Namun diatas semuanya, maka orientasi bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dan negeri akhirat adalah tujuan utama dan terakhir bagi kita, maka seharusnya hal tersebut terus kita nyalakan dalam hati kita.
Duhai zauji... Terimakasih telah menemaniku selama ini. Sungguh engkau telah sabar dengan kekuranganku yang dengan kelebihanmu maka aku dapat lebih sempurna. Itulah arti tulang rusuk yang melengkapi kekurangan yang ada untuk sebuah kesempurnaan. Saling melengkapi adalah sebuah keindahan tersendiri seperti indahnya bulan yang akan sempurna kalau ada gelapnya malam, Seperti indahnya pemandangan yang akan sempurna dengan terjal dan curamnya bebatuan pegunungan. Itulah keindahan berpasangan yang telah Allah takdirkan.
Duhai zauiji…. Benar kita sekarang sudah memiliki rumah walau kreditan, namun jangan lupa agar mulai mengumpulkan material untuk membangun istana di syurga. Mulailah membeli mutu manikam, intan berlian, emas dan perak untuk istana di syurga dengan infaq dan shodaqoh yang ikhlas dari keluarga kita, walau mungkin secara rupiah dimata orang lain begitu kecilnya.
Duhai zauiji…. Benar sampai saat ini kita ‘baru’ Allah karuniai motor yang umurnya sudah 10 tahun, namun jangan melemahkan semangat untuk mulai mencicil kendaraan di syurga. Agar silaturahim dengan keluarga dan teman sahabat tetap terjalin disana, apalagi kalau kita ingin bersua dengan Allah dan Rosul-Nya.
Duhai zauiji…. Benar kita baru dikaruniai amanah seorang generasi penerus untuk memuliakan Islam dan ummat serta berguna bagi keluarga, namun jangan lupa mungkin ada amanah-amanah lain yang Allah skenariokan bagi kita agar mempersiapkan mereka agar berguna bagi Islam dan ummat selain kepada diri dan keluarganya.
Duhai zauji… Diatas semua yang telah kita miliki diatas. Maka hanya kesyukuran yang wajib kita lakukan yang dengan kesyukuran itu semoga Allah angkat derajat kita dan menambah rizki yang dikaruniakan kepada kita. Selain itu, maka mari pupuk kesabaran atas apa –apa yang kita tidak sukai dari keadaan saat ini yang semoga dengan kesabaran itu Allah angkat hal tersebut dan menggantinya dengan yang lebih baik.
Duhai zauji… Tahu nggak kenapa harga BBM tidak jadi naik? Karena mungkin saja Allah berkehendak agar keharmonisan keluarga kita dan mungkin keluarga yang lain di Indonesia tidak turun seiring naiknya harga barang-barang dan biaya transportasi. Karena dengan naiknya harga BBM maka itu dapat menghapus pelangi di mata para istri kala kebutuhan keluarga meningkat. Anggap saja, tidak naiknya harga BBM kemarin adalah hadiah dari Allah untuk ulang tahun pernihakan kita. Karena jika engkau merasa diberi hadiah oleh Allah, maka engkau tidak menharapkan hadiah dari suamimu lagi…
Duhai zauji… selamat hari ulang tahun pernikahan. Semoga Allah senantiasa dan terus meridloi kita agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warrohmah. Amin
READ MORE

Galau Koq Jadi Trend


Oleh Agus Suryanto
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena saat ini sedang “jomblo”. Galau karena setelah ‘tebar pesona’ dan ‘banting harga’ namun malam minggu tetap ‘garing’ tanpa sosok kekasih. Galau karena baru saja diputusin dan belum dapat ‘mangsa’ baru. Galau karena ‘ortu’ sang kekasih menanyakan kapan menikah padahal ‘jadian’ sudah 5 tahun.
Sehingga akhirnya ‘FB” penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di ‘FB’ itu bagaikan dinding ratapan di Yerusalem dimana banyak Yahudi meratap padanya.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Israa ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Karena pacaran itu awalnya kenalan, kemudian pegangan, yang akhirnya tergoda syetan untuk melelang ‘kehormatan’ atas nama ‘penjajagan’.

Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah setelah khitbah. Masa antara khitbah dan akad nikah bukanlah semacam ‘masa sanggah’ pada tender-tender proyek untuk memberikan kontestan lain melakukan ‘keberatan’ atau semacam masa ‘orientasi pra nikah’ sehingga ‘legal’ untuk menjalankan beberapa ‘rutinitas’ suami istri.

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena sedang menghitung hari masa jabatan padahal belum mengembalikan ‘pinjaman’ dari sahabat dan handai taulan. Galau karena ‘elektabilitas’ menurun padahal ongkos pencitraan telah digelontorkan. Galau karena ‘mahar’ yang disiapkan belumlah cukup untuk operasional masa pemilihan. Yang akibatnya hatimu risau akan menjadi ‘pengangguran’ yang memaksamu melupakan kehormatan dan kemewahan kehidupan.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 26 :” Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Karena hakikatnya jabatan adalah ‘pemberian’ Allah yang dipergilirkan kepada hamba-Nya.
Maka daripada engkau galau, bukalah lembaran-lembaran waktu dalam ingatanmu dan bermuhasabahlah lalu tanyakan kepada hatimu apakah engkau telah amanah dengan tanggungjawab yang dibebankan dan adil terhadap orang-orang yang engkau pimpin.
Karena “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dan jika adil, maka engkau telah mendapatkan perlindungan dari Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain dari-Nya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang mogok. Galau karena karena tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP ‘seribu ummat’ sehingga engkau tidak bisa BBM-an untuk minta Apel Malang atau update ‘FB’ dan twiter.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 14 :”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Karena hakikatnya kehidupan dunia adalah sementara dan pasti kita akan kembali ‘pulang’ ke ‘kampung’ akhirat.
Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur dan menjadi istanamu di syurga-Nya.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena Ujian Akhir Nasional (UAN) sebentar lagi tiba. Galau karena engkau tidak mau anak didikmu gagal dalam pelajaran yang engkau ampu. Galau karena engkau khawatir prosentase kelulusan di sekolahmu tidak 100% sehingga menurunkan minat para calon pendaftar dan membuatmu terancam digeser dari posisi kepala sekolah. Galau karena sebagai kepala instansi yang membidangi pendidikan engkau takut jabatanmu lepas dan digeser karena prosentase kelulusan di daerahmu tidak memenuhi target yang ditetapkan kepala daerah.
Galau karena sebagai kepala daerah engkau takut prosentase kelulusan di daerah yang engkau pimpin tidak 100% sehingga tidak bisa dibanggakan saat kampanye pemilihan yang kedua dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Yang akhirnya kegalauan itu mendorongmu berbuat ‘curang’ dengan menebar kebaikan kepada para peserta UAN untuk dapat menjawab soal di ruang ujian.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Baqoroh ayat 186 :” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Karena meminta kepada Allah yang akan mengabulkan do’a adalah lebih baik daripada menjadi ‘pahlawan’ di ruang ujian.
Maka setelah itu bertawakalah kepada Allah setelah engkau berusaha maksimal sesuai QS Ali Imron ayat 159 :”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia :” Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”. Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan ‘kamseupay”.
READ MORE